Presiden SBY menabuh beduk tanda resmi dibukanya Kongres XIV GP Ansor, di Lapangan Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Kamis (13/1) siang. (foto: abror/presidensby.info) Surabaya: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka Kongres XIV Gerakan Pemuda Anshor di Lapangan Makodam V/Brawijaya, Surabaya, Kamis (13/1) siang. Kongres bertemakan 'Meneguhkan Kerukunan, Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat' ini sendiri akan digelar mulai hari ini hingga Senin (17/1) mendatang, di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Salah satu agenda utama dari kongres yang diikuti 2000 peserta ini adalah pemilihan ketua umum yang baru periode 2010-2015.
GP Ansor, yang berdiri pada 23 April 1934, tahun ini memasuki usia 77 tahun. Dalam sambutannya, Ketua Umum GP Ansor Syaufullah Yusuf menjelaskan, kelahiran Anshor di tengah suasana perdebatan untuk menentukan apakah Indonesia menjadi darussalam (negara kesejahteraan) atau darul islam (negara berazaskan Islam). "Lalu, ulama-ulama melalui kongres tahun 30-an memutuskan untuk memperjuangkan Indonesia yang darussalam. Negara kesejahteraan, bukan negara keislaman. NU beserta komponennya mengakui perbedaan, mengakui keragaman," kata Syaifullah Yusuf, yang juga Wagub Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, mengatakan, GP Ansor harus menjadi yang terdepan dalam menjunjung nilai-nilai keislaman dan sunah rasul. Sikap NU, induk organisasi GP Ansor, mutlak taat kepada bangsa lndonesia dan mendukung semua kebijakan pemerintah yang aspiratif. Namun Said Aqil menegaskan bahwa NU bukanlah partai poltik sehingga tidak berkoalisi atau beroposisi dengan pemerintah.
Bagi Presiden SBY, ini adalah kali keempat menghadiri kegiatan yang dilaksanakan oleh GP Ansor. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa NU dan GP Ansor adalah penegak dan pengaman empat pilar kehidupan bernegara Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. "Saya bangga terhadap peran Nahdlatul Ulama dan GP Ansor dalam menjaga agar empat pilar tersebut terus berlanjut menuju masa depan Indonesia yang, insya Allah, lebih cerah di bawah naungan Allah SWT," kata SBY.
Presiden berharap tema Kongres XIV GP Anshor bukan hanya memberikan inspirasi kepada keluarga besar GP Ansor, tetapi juga kepada seluruh rakyat Indonesia. "Kita membangun tiada lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia, dan tujuan itu bisa tercapai manakala bangsa kita rukun, kompak, bersatu, dan kemudian bersama-sama menyukseskan pembangunan kita," ujar Presiden SBY.
Dalam membangun bangsa kerukunan adalah modal, Presiden SBY merasa senang bila GP Ansor terus mengingatkan modal ini tidak boleh diganggu. "Makin kompak, rukun, bersatu, makin menghormati perbedaan dan kemajemukan, maka dengan ridho Allah SWT negara kita akan makin maju dalam perjalanan kehidupannya," SBY menambahkan.
Presiden meresmikan pembukaan Kongres ke-14 GP Ansor dengan menabuh beduk, didampingi Ketua Umum PBNU, Ketua Umum GP Ansor, Menpora Andi Alifian Mallarangeng, dan Gubernur Jatim Soekarwo.
Turut hadir Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendiknas Muhammad Nuh, Mentan Suswono, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menkop dan UKM Syarief Hasan, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, dan Seskab Dipo Alam.
GP Ansor, yang berdiri pada 23 April 1934, tahun ini memasuki usia 77 tahun. Dalam sambutannya, Ketua Umum GP Ansor Syaufullah Yusuf menjelaskan, kelahiran Anshor di tengah suasana perdebatan untuk menentukan apakah Indonesia menjadi darussalam (negara kesejahteraan) atau darul islam (negara berazaskan Islam). "Lalu, ulama-ulama melalui kongres tahun 30-an memutuskan untuk memperjuangkan Indonesia yang darussalam. Negara kesejahteraan, bukan negara keislaman. NU beserta komponennya mengakui perbedaan, mengakui keragaman," kata Syaifullah Yusuf, yang juga Wagub Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, mengatakan, GP Ansor harus menjadi yang terdepan dalam menjunjung nilai-nilai keislaman dan sunah rasul. Sikap NU, induk organisasi GP Ansor, mutlak taat kepada bangsa lndonesia dan mendukung semua kebijakan pemerintah yang aspiratif. Namun Said Aqil menegaskan bahwa NU bukanlah partai poltik sehingga tidak berkoalisi atau beroposisi dengan pemerintah.
Bagi Presiden SBY, ini adalah kali keempat menghadiri kegiatan yang dilaksanakan oleh GP Ansor. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa NU dan GP Ansor adalah penegak dan pengaman empat pilar kehidupan bernegara Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. "Saya bangga terhadap peran Nahdlatul Ulama dan GP Ansor dalam menjaga agar empat pilar tersebut terus berlanjut menuju masa depan Indonesia yang, insya Allah, lebih cerah di bawah naungan Allah SWT," kata SBY.
Presiden berharap tema Kongres XIV GP Anshor bukan hanya memberikan inspirasi kepada keluarga besar GP Ansor, tetapi juga kepada seluruh rakyat Indonesia. "Kita membangun tiada lain adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia, dan tujuan itu bisa tercapai manakala bangsa kita rukun, kompak, bersatu, dan kemudian bersama-sama menyukseskan pembangunan kita," ujar Presiden SBY.
Dalam membangun bangsa kerukunan adalah modal, Presiden SBY merasa senang bila GP Ansor terus mengingatkan modal ini tidak boleh diganggu. "Makin kompak, rukun, bersatu, makin menghormati perbedaan dan kemajemukan, maka dengan ridho Allah SWT negara kita akan makin maju dalam perjalanan kehidupannya," SBY menambahkan.
Presiden meresmikan pembukaan Kongres ke-14 GP Ansor dengan menabuh beduk, didampingi Ketua Umum PBNU, Ketua Umum GP Ansor, Menpora Andi Alifian Mallarangeng, dan Gubernur Jatim Soekarwo.
Turut hadir Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendiknas Muhammad Nuh, Mentan Suswono, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menkop dan UKM Syarief Hasan, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, dan Seskab Dipo Alam.
0 komentar:
Posting Komentar